Tak Sekadar Candi Megah, Borobudur Pusat Musik Dunia
Anw, bisa jadi sebelum orkestra-orkestra dimainkan di Vienna, Austria oleh para komposer dunia seperti Mozart, Beethoven, Haydn, dan Schubert, di Borobudur sudah lebih dulu diadakan pagelaran musik berkelas dunia. Sebab, keempat komposer tersebut justru lahir beberapa tahun setelah Candi Borobudur mulai dibangun.
Beberapa tahun terakhir ini, relief-relief yang ada di Candi Borobudur mulai dikaji dan diteliti dengan lebih komprehensif, terutama yang terkait dengan musik. Bahkan ada Sound of Borobudur. Sebuah gerakan kebangsaan yang dilakukan melalui budaya, dengan menggaungkan kembali bunyian peradaban Borobudur yang terpendam selama ribuan tahun agar dapat dimanfaatkan di masa depan.

Mereka membuat komposisi, aransemen, lalu berkumpul untuk membunyikan alat musik yang tergambar di relief-relief Candi Borobudur dalam interpretasi kekinian. Trie Utami, Dewa Budjana, Purwacaraka dan para musisi lainnya merekam belasan komposisi dan melakukan perekaman gambar. Sehingga alat-alat musik yang tergambar di relief-relief candi kini sudah bisa dinikmati, sudah berkumandang. Sound of Borobudur sudah menggema.
Acara pembukaan Borobudur Cultural Feast yang diadakan Desember 2016 lalu, di Lapangan Lumbini, yang masih di dalam areal Candi Borobudur, menjadi momentum awal peluncuran beberapa alat musik yang direplika dari relief dinding candi. Alat musik tersebut berupa gasona, gasola dan solawa. Ketiga replika alat musik itu kemudian dipadukan dengan alat musik lain yang ada di relief candi, tetapi sekarang masih aktif dimainkan, seperti gendang, seruling dan gamelan.
Agar Lebih Menggema, Buat Acara Rutin di Hari Musik Nasional
Meski sudah mulai didengungkan, Sound of Borobudur belum merambah ke semua kalangan. Masih banyak masyarakat Indonesia yang belum tahu bahwa candi kebanggan kita tersebut memiliki banyak hal menarik yang sangat berharga terkait musik.

Selain itu, agar alat musik yang ada di relief candi semakin memasyarakat, sebaiknya diperbanyak dan dijual secara komersial dengan harga terjangkau.
Ada baiknya, melakukan kerjasama juga dengan perguruan tinggi yang memiliki jurusan musik. Ajak dosen dan mahasiswa untuk berkolaborasi mendengungkan Sound of Borobudur. Kalau perlu alat-alat musik yang ada di relief Candi Borobudur, yang saat ini belum diajarkan di perguruan tinggi tersebut, perlahan dimasukan ke mata kuliah.
Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025